Sabtu, 12 Januari 2013

Jubah Syurgawi For My Parent


Alkisah, dua orang sahabat yang baru saja selesai mengikuti sebuah pelatihan. Pelatihan itu sangat-sangat memotivasi mereka untuk kembali kepada Alquran. Sangat menyentuh hati mereka untuk segera menghapalkan alQuran, dan benar-benar membuat hati mereka itu dahaga dengan Alquran. Hanya saja,   dua orang sahabat ini, tidak langsung mengutarakannya satu sama lain.

Salah seorang dari mereka, panggil saja Saniya, berfikir dan menimbang, dia tidak mungkin bisa menghapalkannya sendiri. Berdasarkan buku-buku yang ia baca tentang kiat menghapalkan Al Quran, selain niat yang ikhlas serta Azzam yang kuat, dia butuh guru yang mumpuni, serta sahabat yang bisa berbagi  semangat dan saling muraja'ah. Namun baginya sekarang,  keduanya belum ditemukannya. Sanniya, pada awalnya, bingung untuk bercerita dengan siapa masalah yang sedang berkecamuk di hatinya ini. Ya, Saniya ingin menemukan secepatnya guru dan sahabat itu.

Akhirnya, hal ini di tanyakannya pada 2 orang senior yang cukup dekat dengannya dan dianggapnya mengetahui hal ini melalui sms.
" Asw, kak, kakak tau t4 tahfidz Akhwat yang bagus di padang ni kak?" smsnya ke si Kakak.
" Asw, Uni, kira-kira, t4 tahfidz di padang ni dimana ya un?" sms nya ke si Uni.

Dari pertanyaan itu, jawaban si Kakak dan si Uni berbeda. Si Kakak yang tampaknya lebih berpengalaman tinggal di kota padang memberi jawaban nama tempat dan  alamatnya. Karena mengetahui bahwa si Kakak ini orang yang  sibuk, jadi ia tidak mau mengganggu lagi.
" Syukron jzk kak :D" balasnya dengan tak lupa memberi emot.

Segera di ambilnya laptop, dinyalakan dan dikonekkan ke internet. Mulailah jemarinya menggelitik keyboard laptopnya. Tujuannya hanya satu, mencari contact person yang punya tempat belajar AlQuran itu.
"R..Q..R..Q.." gumamnya sembari membelalakan mata ke hasil pencarian Google .
Alhamdulillah, malam itu,  dia dapat cp nya. Dan tanpa mengulur waktu, dia langsung mengsms sang pemilik RQ di seberang sana. Dan dari Uni pemilik RQ itu, didapatlah no admin RQ yang kepada admin tersebut Saniya disuruh berkomunikasi lebih lanjut. Sayangnya, setelah menghubungi admin, ternyata tidak secepat itu ia langsung bisa mendaftar Tahfidz. Tidak semudah itu. Tapi, Saniya yakin, perjalanan menuju sesuatu kebaikan tak selalu mulus, bahkan memang sengaja dibuat Allah jalan itu berbatu dan berliku lagi terjal. Allah ingin melihat mana yang bersungguh-sunggug (mujahid mujahidah) dan mana yang tidak.
"Bismillah, kuniatkan ini untuk mencari keridhaan Allah, serta untuk membahagiakan kedua orangtua ku, karena ALLAH akan memberi Jubah Syurgawi bagi orang tua yang anaknya Hafidz  Quran" azzam Saniya. 
Malam itu, tidurnya tak begitu tenang, sampai akhirnya ia putuskan untuk mengadu dan meminta saja pada Rabbnya, kemudahan untuk azzamnya tersebut. Sembari meminta sahabat yang bisa menjadi pengingatnya dikala futur.

Kisah berlanjut keesokan harinya, setelah penundaan pertemuan oleh admin RQ, saat itu memang keadaan tidak mendukung dari segi waktu, Saniya diajak teman sewismanya, Syifa,  untuk pergi membeli tas sehabis mereka menghadiri acara yang cukup besar di kampus utama. Ternyata, sewaktu mereka akan pergi, datanglah salah seorang sahabat yang diceritakan di awal tadi, kita panggil dia Salsabila ingin ikut dengan Saniya dan Syifa ke toko yang menjual tas tersebut. Dan akhirnya, konfoi lah mereka naik motor ke toko tersebut.

Sebenarnya itu toko buku. Tapi, tidak ada larangan bagi sebuah toko buku untuk menjual tas bukan?. Sembari Syifa sedang memilih-milih tas yang akan menjadi teman buku-bukunya. Saniya tak sabar pula memilih-milih buku sampai akhirnya jatuhlah hatinya pada satu buku berjudul "Menjiwai AlQuran". Jiwanya yang dahaga itu kian meronta. Akhirnya diambilnya buku itu, dan dia pergi menghampiri teman-temannya yang sedang asyik memilih tas.
"Jadi yang mana bu…?" tanya Saniya. Syifa malah nyengir. Dia tampaknya masih galau tas mana yang akan dipilih.
"San, bagusnya yang ungu atau yang ijo ya?" tanyanya pada sahabatnya itu.
Saniya yang kurang paham dan mengerti tentang matching dan segala yang berbau tentang cocok-cocokan berkomentar.
"Aku sukanya warna hijau Fa"
"Ndeeh, ngejreng bana"
"Gimana kalau yang bunga-bunga?" Celetuk Salsabila yang ikutan galau memilihkan tas untuk Syifa.
"Oh Nggak..nggak..nggak" Jawab Syifa dan Saniya kompak.
Akhirnya Syifa kembali memilih dan mencoba-cobakan aneka tas itu. Sehingga ada lah percakapan antara Saniya dan Salsabila.
"Buku apa tu ukh?" tanya Salsabila melihat Saniya memegang buku kecil berwarna abu-abu  gelap.
"Menjiwai Alquran judulnya ukhti, pengen banget jadi hafidzah…. Lagi nyari trik dan motivasi sebanyak-banyaknya"jawab Saniya.
"Subhanallah, ukhti", dengan wajah yang berbinar,  "Bila mau juga, kepengen banget, kemarin itu waktu pelatihan, Bila bener-bener pengen jadi hafidzah secepatnya".
Tidak disangka, Saniya merinding mendengar perkataaan sahabatnya ini. Bukan kar ena perkataannya,tapi karena ia merasa, ini mungkin jawaban dari doaNya kepada ALLAH. Sebenarnya Saniya memiliki banyak sahabat seperjuangan yang mungkin bisa jadi pilihan untuk diminta menjadi teman meghapal Alqurannya. Sebenarnya sudah banyak yang ia perhatikan, siapa yang kira-kira mau diajak bersama. Tapi,     Saniya cukup kecewa dengan kurangnya tanggapan dari teman-temannya tersebut. Saniya maklum. Kuliah dijurusan Saniya ini, cukup menyita waktu, kedokteran lah namanya. Apalagi mereka semua rata-rata adalah aktivis. Jadwal mereka cukup padat. Kalau azzamnya untuk menghapal Alquran belum kuat, akan sulit melakukannya. Saniya berfikir ini bukan berarti Azzamnya sudah kuat atau bagaimana. Yang dia tahu, dia sangat ingin. Tapi dia tidak suka kecewa jika dia yang meminta keseseorang untuk bersama-sama menghapal alQuran.  Dia takut kecewa. Itu mungkin kelemahannya. Tapi dari situ ia berdoa agar Allah berikan dia teman yang setidaknya keinginannya itu sama seperti dirinya.
"Bila...",sebenarnya Saniya ingin menangis, tapi iya cukup gengsi untuk menangis sekarang.

bersambung....

0 komentar: